Screenshot_2016-04-19-17-04-42_1.jpg

Cap Jidat yang akan Menyelamatkanmu

Kalau ditanya 3 hal terpenting dalam membangun bisnis, maka jawabannya adalah: Skill – Credibility – Network.

Jika hanya menyisakan 1 hal yang terpenting, maka kredibilitas adalah yang paling utama di dunia bisnis.

Lantas apa itu Kredibilitas?

Kredibilitas adalah nama baik, kredibilitas yang dibangun dimasa lalu. Kalau elemen pembangun kredibilitas yang tepat, saya setuju memilih kata amanah, karena sudah mencakup seluruhnya, bahkan lebih daripada itu. Jika Kredibilitas yang diketahui orang hanya tampak dari permukaan, amanah sejatinya adalah kredibilitas yang dibangun untuk ‘bumi’ dan ‘langit’.

Contoh pembeda, seseorang bisa saja melakukan sesuatu yang benar (dan baik) di depan orang lain untuk tetap menjaga reputasinya sebagai ‘orang baik’. Kalau yang disebut amanah, dia melakukan bukan karena sedang dilihat oleh orang lain, namun sedang dilihat Allah. Jika tak ada fitnah, maka semestinya seorang yang amanah akan memiliki kredibilitas dunia dan surga. Sangat berat menggunakan kata amanah yang menjadi salah satu dari sifat Nabi. Semoga kita dapat meneladaninya.

Amanah bukan sekadar jujur (luar dalam), tapi ‘andal’. Orang yang jujur, tapi gak bisa diandalkan, akan sering mengecewakan saat mengemban tugas. Contoh kongkritnya: pernahkah Anda memiliki seorang kawan atau karyawan yang jujur, namun pemalas, baik malas kerja atau malas belajar? Maukah Anda mempekerjakan atau menginvestasikan uang Anda ke dia? Mikir kan..?!

Masalahnya bukan sesederhana itu, kredibilitas seseorang dibangun dari ratusan bahkan ribuan ‘tugas’ yang diamanahkan kepadanya atau tidak secara langsung. Bisa jadi atasan Anda tak melihat Anda bekerja keras, namun orang lain yang melihat, akan mencatat kredibilitas Anda. Selain tugas, sikap ringan tangan dalam membantu, ringan kaki dalam bersilaturahim, kerja keras, loyal, rendah hati, pemurah, itu semua membentuk penilaian orang terhadap kita. Itulah kredibilitas.

Sebaliknya, sikap banyak alasan, menyalahkan, khianat, penjilat, kikir (harta ataupun ilmu), malas, sombong, itu juga kredibilitas, tapi yang buruk.

Seseorang yang jatuh bangkrut, tergencet hutang dagang (tak disengaja), namun bertanggung jawab dan tidak lari, itupun membangun kredibilitas.

Jadi dimanapun kita berkarya, apapun posisi kita, bagaimanapun kondisi kita, sesungguhnya kita sedang membangun rapor kredibilitas kita. Tak heran jika dikatakan, “Nasibmu adalah hasil kebiasaanmu”. Seolah di mata orang yang mengenal kita, ada suatu Cap di Jidat.

Kira-kira, apa cap kebanyakan orang terhadap diri Anda? Dijawab dalam hati saja, karena hal itu bukan untuk orang luar, tapi untuk diri Anda sendiri.

Cap ini juga yang akan digunakan saat perekrutan dan mencari partner. Tanya kanan, kiri, atas, bawah, luar, dalam. Tak kan lepas kita terhadap apa yang pernah kita perbuat. Maka dari itu berhati-hatilah dalam bertindak. Apalagi di jaman internet dan media sosial, transparasi informasi tak dapat dibendung, kecuali oleh para hacker.

“Your quality will be known among your enemies, before ever you meet them, my friend..” ~ Kingdom of Heaven and earth

Jika orang tak mempercayai kita dan itu sering terjadi, tanyakan pada diri sendiri, kemungkinan besar itulah buah dari yang kita tanam dahulu. Atau mungkin kita belum banyak menanam, mungkin juga belum berbuah.

“You reap what you sow”

“I have long feared that my sins would return to visit me, and the cost is more than I can bear.”, Benjamin Martin, The Patriot.

Semoga Allah menutup segala aib kita dan membuka pintu hidayah kita, serta memberikan kesempatan bagi kita untuk memperbaiki amalan-amalan kita. Aamiin..

Jaya Setiabudi

Founder YEA dan Yukbisnis.com

“Buka OL-shop Gratis, langsung dapat 7 Video Tutorial ABC Toko Online, di Yukbisnis.com”

Similar Posts